Sejarah Museum Pos Indonesia

Sejarah Museum Pos Indonesia

Sejarah Museum Pos Indonesia – Museum Pos Indonesia merupakan salah satu museum terpopuler di kota Bandung. Dengan banyaknya peninggalan sejarah, museum ini tentunya bisa menjadi salah satu destinasi wisata edukasi. Museum Pos Indonesia sendiri letaknya di Jalan Cilaki nr. 73 Bandung, Jawa Barat. Museum ini merupakan salah satu museum tertua di Bandung.

Sejarah Museum Pos Indonesia

Sejarah Museum Pos Indonesia

weaverhallmuseum – Sesuai dengan namanya, museum ini memiliki barang-barang yang berkaitan erat dengan kantor pos, seperti kantor pos, surat, prangko, dan lain-lain.
Museum ini awalnya didedikasikan untuk penyimpanan koleksi perangko dari berbagai negara dan tahun produksinya.

Namun seiring berjalannya waktu, museum ini sedikit mengubah konsep dan koleksinya. Namun Museum Pos Indonesia masih erat kaitannya dengan surat, surat, dan lain-lain . Artikel ini bercerita lebih banyak tentang Museum Pos Indonesia, mulai dari sejarah, koleksi hingga arsitekturnya. Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

 

Sejarah Museum Pos Indonesia
Museum Pos merupakan salah satu tempat yang dijadikan sebagai suatu destinasi wisata museum yang berada di Kota Bandung. Hal ini disebabkan oleh banyaknya peninggalan sejarah yang tersimpan di dalamnya.

Jika dilihat dari sejarahnya, museum ini sudah ada sejak masa penjajahan Hindia Belanda. Awalnya disebut gedung museum Pos Telegraf dan Telepon (PTT). Saat itu, museum ini hanya mengoleksi prangko baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Pada tahun 1931, dibuka Museum PTT yang terletak di pojok kanan bawah Gedung Kantor Pusat PTT, Jalan Cilaki, Nomor 55, Bandung (sekarang Nomor 73), atau sederhananya Sayap Timur Gedung Pemerintahan Jawa Barat Tengah. Provinsi ini lebih dikenal dengan Gedung Sate.

Setelah Perang Dunia II akibat peralihan kekuasaan dari Belanda ke Jepang, Museum Pos Indonesia terbengkalai.
Akhirnya pada tahun 1980 dilakukan upaya untuk melengkapi koleksi museum dengan cara menemukan dan mengumpulkan benda-benda bersejarah yang kemudian dijadikan koleksi museum.

 

Museum Pos Indonesia

 

Pada tahun 1983, Museum Pos Indonesia menambah banyak koleksinya. Koleksi museum ini tidak hanya berupa perangko, tetapi juga benda-benda dan perangkat-perangkat yang terkadang berkaitan dengan proses sejarah pos.
Pada tanggal 27 September 1983, Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi secara resmi mengubah gedung Telegraf dan Pos Telepon (PTT) menjadi Museum Pos Indonesia.

Pengunjung juga dapat menelusuri sejarah perkembangan Pos Indonesia sejak pasca kemerdekaan dengan informasi yang disediakan oleh Museum Pos Indonesia.
Pada tahun 2013, museum pos ini juga dilengkapi dengan widget panduan Win Audio yang memudahkan pengunjung menikmati wisata museum tanpa mengurangi nilai informasi edukasinya.

 

Koleksi Museum Pos Indonesia

Mengutip website Dinas Pariwisata Kota Bandung, Museum Pos Indonesia banyak mengoleksi barang-barang yang berhubungan dengan poster, surat dan sejenisnya.

Sebelum memasuki area museum, pengunjung langsung melihat gambar perangko Hindia Belanda pertama yang diterbitkan pada tanggal 1 April 1864.
Candi ini sangat besar dan ditempatkan di depan museum. Saat memasuki museum, pengunjung melihat set prangko dan diorama yang menggambarkan kegiatan pos di desa-desa pada tahun 80an dan 90an.

 

Baca Juga : Pilihan Sekolah Tinggi Seni Tari Terbaik di Indonesia 

 

Museum ini banyak mengoleksi prangko dari Indonesia dan berbagai negara yang tentunya sangat bersejarah. Museum ini memiliki sekitar 131.000.000 prangko.

Museum Pos Indonesia juga mempunyai koleksi sekitar 200 peralatan persuratan yaitu timbangan parsel, alat stempel, surat berharga, pembawa surat, dan lain-lain.
Selain koleksi prangko dan korespondensi, pengunjung terkadang dapat melihat banyak koleksi barang pos, seperti pakaian dinas (seragam pos). Semua barang surat yang dipamerkan merupakan koleksi dari zaman kolonial hingga abad ke-21.

Selain itu, kumpulan surat berusia ratusan tahun. Surat-surat ini sebagian besar merupakan surat berharga dari berbagai raja Indonesia yang ditujukan kepada Gubernur Jenderal Inggris Thomas Stamford Bingley Raffles.

 

Arsitektur Museum Pos Indonesia

Museum Pos Indonesia adalah sebuah bangunan yang dibangun pada tanggal 27 Juli 1920. Gedung ini mempunyai luas sebesar 700 m persegi yang berdiri tegak di atas lahan tanah seluas 706 meter persegi. arsitektur atau perancang desain gedung ini adalah Ir. J. Berger dan Leutdsgebouwdienst. Gedung ini mempunyai tampilan yang mencirikan masa Renaissance dna tampilan arsitektur khas Italia pada masa Renaissance.
Dikelola secara swasta di bawah naungan PT. Pos Indonesia Persero, beberapa koleksi prangko dipajang di papan kayu yang dilindungi kaca untuk dinikmati langsung.

Namun ada beberapa koleksi atau benda bersejarah yang hanya bisa dilihat dengan bantuan petugas museum, karena koleksi tersebut dirangkai pada papan yang dipasang secara vertikal.
Meja rakitan ini sekilas terlihat seperti lemari kayu berukuran 1,5 x 1 x 2,5 meter.

Berisi informasi tentang Museum Pos Indonesia. Museum ini buka dari hari Senin sampai Jumat dan pada hari libur nasional mulai jam 9 pagi. sampai jam 4 sore. Untuk mengunjungi museum, pengunjung tidak perlu memiliki tiket masuk atau gratis.

Jam Buka Museum Pos Indonesia Wisatawan yang ingin menjelajahi koleksi Museum Pos Indonesia dapat berkunjung setiap hari Senin hingga Jumat mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Museum ini merupakan museum dengan jam kerja terlama dibandingkan museum lain di Bandung.

 

Akomodasi
Biasanya banyak wisatawan yang bermalam di Kota Bandung selain berlibur. Oleh karena itu, kita bisa menginap di De Paviljoen Hotel Bandung yang berlokasi di Jalan Laks LLRE Martadinata No.68, Citarum, Bandung Wetan, Bandung, Jawa Barat 40115. Perjalanan kesana memakan waktu sekitar 5 menit atau 3 km. Harga akomodasi di De Paviljoen Hotel cukup terjangkau yaitu sekitar Rp 280.000 hingga 430.000 per malam tergantung fasilitas yang kami tawarkan. Wisatawan dapat mengunjungi Museum Pos Indonesia bersama keluarga untuk melanjutkan pendidikan selama berlibur. Liburan panjang diperlukan untuk memperluas pengetahuan Anda tentang hal-hal yang berdampak besar pada kehidupan sehari-hari.