Sejarah Tentang Museum Sonobudoyo Yogyakarta

Sejarah Tentang Museum Sonobudoyo Yogyakarta

Sejarah Tentang Museum Sonobudoyo Yogyakarta – Museum Sonobudoyo (bahasa Jawa: ꦩꦸꦱꦺꦪꦸꦩ꧀ꦱꦤꦧꦸꦢꦪ ) adalah museum sejarah dan kebudayaan Jawa, termasuk bangunan-bangunan arsitektur Jawa klasik. Museum ini menyimpan koleksi budaya dan sejarah Jawa yang dianggap terlengkap setelah Museum Nasional Republik Indonesia di Jakarta. Selain keramik Neolitik dan patung perunggu abad ke-8, museum ini juga melestarikan berbagai bentuk wayang kulit, berbagai senjata kuno (termasuk keris dan topeng Jawa).

Sejarah Tentang Museum Sonobudoyo Yogyakarta

Sejarah Tentang Museum Sonobudoyo Yogyakarta

weaverhallmuseum – Museum Sonobudoyo terdiri dari dua unit. Unit I Museum Sonobudoyo terletak di Jalan Trikora No. 6 Yogyakarta, sedangkan Unit II terletak di Ndalem Condrokiranan, Wijilan, sebelah timur Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta.

 

Unit I Sonobudoyo terdiri dari ruang pameran tetap, ruang pameran temporer (eks Koni), ruang teater boneka, dan bekas gedung koleksi. Unit Sonobudoyo II terdiri dari ruang penyimpanan dan ruang kantor bagi karyawan Sonobudoyo.

 

Museum yang terletak di bagian utara Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta ini juga menampilkan pertunjukan malam wayang kulit dalam bentuk aslinya (menggunakan bahasa Jawa dengan diiringi musik gamelan Jawa). Pertunjukan wayang kulit ini ditayangkan sebentar pada hari kerja WIB untuk wisatawan domestik dan mancanegara mulai pukul 20.00 hingga 22.00.

 

Sejarah Museum Sonobudoyo
Museum Sonobudoyo didirikan pada tahun 1934 dan diresmikan setahun kemudian oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VIII. Sebelumnya museum ini merupakan sebuah yayasan yang bergerak di bidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali, dan Lombok. Yayasan yang didirikan di Surakarta pada tahun 1919 ini bernama Java Instituut. Di bekas situs “Shouten” juga didirikan museum hadiah Sri Sultan Hamengkubuwono VIII.

Unit museum Sonobudoyo I memiliki luas kurang lebih 7.800 m2 dan terdiri dari 11 ruangan termasuk ruang pengantar Aula, Aula Prasejarah, Aula Klasik dan Islam, Aula Batik, Aula Boneka, Aula Boneka dan Aula Topeng, Aula Senjata, Aula Jawa, Aula Bali, dan Ruang Bermain Anak.

 

Baca Juga : Persyaratan Studi Master Di Luar Negeri Untuk Siswa Internasional 

 

Bangunan museum berupa rumah adat Joglo dengan arsitektur Masjid Keraton Sepuhan Cirebon rancangan Ir. Ya. Karsten. Museum ini juga memiliki pendopo dengan koleksi gamelan bersejarah seperti gubahan gamelan Slendro Pelog yang disebut Kyai-Nyai Riris Manis Yasan, hadiah dari Sri Sultan Hamengkubuwono VI.

Di luar pendopo, pengunjung kemudian dapat melihat dua buah meriam serta patung dan relief peninggalan umat Hindu-Buddha yang menggambarkan Makara, Mahakala, dan dewi Lakshmi.

 

Ruang pameran dan koleksi museum
Satu hal yang membuat museum ini unik adalah adanya bioskop yang buka setiap hari untuk menayangkan film-film karya masyarakat Yogyakarta. Pemutaran film dibagi menjadi beberapa jam dan bagi yang ingin menjajal pengalaman visual di museum ini, aksesnya gratis.

Selain itu, Museum Sonobudoyo merupakan salah satu museum dengan koleksi terbanyak. Total koleksi museum ini berjumlah 43.263 buah yang terdiri dari batik, topeng, patung, keramik, gerabah, senjata, patung dan masih banyak lagi.

Secara umum koleksi Museum Sonobudoyo terbagi dalam 10 kategori yaitu numismatik dan heraldik yang terdiri dari uang logam, uang kertas, serta hiasan dan pangkat pejabat seperti stempel dan stempel. Lalu ada koleksi filologi seperti naskah kuno yang menggambarkan suatu peristiwa. Ada juga koleksi gerabah tanah liat seperti vas.

Ada pula koleksi seni rupa berupa benda dua atau tiga dimensi, seni teknik seperti gramofon, dan koleksi geologi seperti batuan, mineral, dan fosil. Koleksi biologi meliputi burung kering dan koleksi arkeologi berupa sisa-sisa manusia dari masa prasejarah hingga pengaruh budaya Barat.

Juga koleksi etnografi yang menggambarkan identitas suatu suku, seperti Kacip dan koleksi sejarah yang memiliki nilai sejarah, misalnya meriam dan senapan.

 

Museum Sonobudoyo Yogyakarta

 

Koleksinya dipamerkan di ruangan berbeda sesuai kategori. Misalnya pada ruang perkenalan terdapat kumpulan pasren atau krobongan, tempat menyepi dan berdoa menurut adat istiadat Jawa. Pasren ini terdiri dari tempat tidur, bantal, kelambu, lampu Robyong dan Jlupak serta sepasang patung Loro Blonyo.

Kemudian di Balai Prasejarah terdapat koleksi yang menggambarkan secara sederhana bagaimana masyarakat hidup sebelum menulis, berburu, dan bertani. Pada saat ini, masyarakat juga merayakan upacara yang berkaitan dengan roh, leluhur, dan penguburan. Di ruangan ini, pengunjung bahkan bisa melihat kerangka manusia yang terkubur di peti mati kaca.

Selain itu, di Aula Klasik dan Islam terdapat berbagai koleksi yang bernuansa religi, seperti Al-Quran tertua, mushaf kuno, dan koleksi yang berkaitan dengan penyebaran Islam.

Saat memasuki aula batik, Anda dapat melihat koleksi batik, proses membatik, bahkan pakaian adat Jawa untuk pernikahan. Kini di Balai Boneka dan Topeng terdapat berbagai jenis boneka dari berbagai daerah, mulai dari boneka kulit sapi hingga replika wayang orang. Lalu ada koleksi topeng kayu yang tertata rapi.

Museum Sonobudoyo juga memiliki koleksi keris yang lengkap kurang lebih berjumlah 1.200 buah dan berasal dari berbagai daerah seperti Jawa, Aceh, Bali, Sulawesi dan Kalimantan. Koleksi senjatanya juga beragam, seperti tombak, patrem, kapak, wedhungen, dan arit.

 

Koleksi Museum Sonobudoyo
Jumlah total koleksi museum kurang lebih 43.000 dan terus bertambah setiap tahunnya. Meningkatkan penghimpunan melalui hibah, proses kompensasi, titipan dan pesanan. Koleksi Museum Sonobudoyo terbagi menjadi 10 jenis, yaitu:

 

Koleksi numismatik dan heraldik
Subjek penelitian adalah mata uang/hukum apa saja bentuk Alat tukar yang terdiri dari uang logam dan uang kertas. Lambang adalah tanda dinas resmi, lambang dan pangkat (termasuk perangko).

Koleksi Filologi adalah barang koleksi yang menjadi bahan penelitian filologi, misalnya naskah kuno, tulisan yang menggambarkan sesuatu atau suatu peristiwa.

Koleksi Keramologika adalah kumpulan tanah liat yang dibakar yang berbentuk benda-benda kaca, contoh: gelas.

 

Koleksi seni
Koleksi seni yang mengungkapkan pengalaman artistik melalui objek dua atau tiga dimensi

 

Koleksi teknologi
Benda/kumpulan benda yang menggambarkan perkembangan teknologi penting berupa perangkat atau produk yang diproduksi secara masal suatu industri/pabrik, misalnya: gramofon.

 

Koleksi geologi adalah benda-benda yang menjadi obyek ilmu geologi, antara lain batuan, mineral, fosil, dan benda-benda lain yang terbentuk secara alami (batu permata, granit, andesit). ). ). Contoh : Batu barit.

 

Koleksi biologi adalah benda-benda yang menjadi bahan penelitian biologi, antara lain tengkorak atau kerangka manusia, tumbuhan, dan hewan. Misalnya burung (diawetkan)/kering.

 

Koleksi arkeologi adalah benda-benda yang menjadi bahan penelitian arkeologi. Benda-benda tersebut merupakan hasil sisa-sisa manusia dari zaman prasejarah hingga pengaruh kebudayaan Barat, misalnya: Cermin (Darpana).

 

Koleksi etnografi merupakan objek yang dijadikan bahan penelitian etnografi. Benda-benda tersebut merupakan produk budaya atau mewakili identitas suatu suku, misalnya Kacip.

 

Koleksi sejarah adalah benda-benda yang mempunyai nilai sejarah dan menjadi bahan penelitian sejarah. Benda-benda tersebut masih menjadi bagian asal muasal kebudayaan Barat saat ini, misalnya saja senapan laras panjang dan meriam.